Halaman

page translator

Sabtu, 11 Juni 2011

Serial Tentang Terorisme dari Kacamata Teroris

bebas nilai, itulah yang seharusnya di aplikasikan dalam film/serial, apalagi jika isu yang diangkat merupakan isu sensitif seperti terorisme. Sleeper Cell cukup berhasil menyajikan isu Jihad vs. terorisme tanpa memberikan stigma tertentu. Sebagai penonton anda sendiri akan menyadari bagaimana serial ini disajikan tanpa menyinggung keyakinan masing-masing kelompok (pro ataupun kontra).


Link Download

Episode 1: Al-Fatiha 

Episode 2: Target

Episode 3: Money

Episode 4: Scholar

Episode 5: Soldier

 




Selasa, 19 April 2011

Kombinasi Pekerjaan yang "Almost Impossible"


Jika hanya menimbang dari Judul dan cast dari sebuah film, tentu "Major Movie Star" tidak sering dijadikan pilihan utama bagi penonton film "berkualitas". Namun, untuk film yang satu ini, harus diakui terkadang cast, judul, atau alur cerita yang unik atau mencolok, bukan menjadi satuan tetap untuk menominasikan sebuah film berkualitas. Untukku pribadi, film berkualitas adalah film yang meng-capture reality dan tidak selalu berupa peristiwa besar. 

Dalam film ini misalnya, jujur, ceritanya tidak terlalu istimewa. film ini menceritakan tentang aktris film "ecek-ecek" a.k.a. "gak penting", Megan Valentine (Jessica Simpson), yang hidupnya berubah dalam satu malam. Dalam satu malam Ia harus menerima kenyataan bahwa uang hasil kerja kerasnya selama ini dikuras oleh akuntan pribadi yang juga sepupunya sendiri, mengalami kecelakaan mobil, dan ditambah lagi dia harus memergoki pacarnya selingkuh dengan manajernya, yang juga seorang lelaki. Belum selesai di situ, masih dalam keadaan shock pasca kecelakaan, ia mendaftarkan diri menjadi angkatan bersenjata US, dengan harapan menjauh dari kehidupan glamour-nya. Sebentar! memang itu menjadi salah satu alasan Megan untuk bergabung, tetapi sebenarnya hal pertama yang membuatnya ingin bergabung adalah karena ia tertarik dengan iklan perekrutan US army. Konyol memang.


Keputusan inilah yang menjadi cerita dalam film ini, yang memunculkan beberapa pesan sederhana yang penting. Perlu digarisbawahi, pelajaran yang bisa diambil memang tidak disuratkan secara gamblang. Misalnya saja konflik dalam pertemanan. Terkadang nama baik kita tercoreng di mata sahabat kita karena statemen tertentu. Solusi yang sering ditunjukkan di film-film biasanya dengan membuktikan bahwa statemen itu salah; mencari tahu siapa yang mungkin memfitnah kita dan membuktikannya pada sahabat kita. Namun, pada kenyataannya kita tidak selalu membutuhkan hal itu. dengan membuktikan bahwa orang lain memfitnah kita, tidak membuktikan bahwa kita tidak seperti apa yang dikatakan. Tidak semua hal harus diluruskan pada orang-orang yang kita sayangi, karena tanpa meluruskannya-pun cepat atau lambat mereka akan memaafkan kalian. Yang lebih penting adalah ketulusan kita untuk menerima kenyataan yang mungkin pahit, dan menjadikannya sebagai cambuk pada diri kita, bukan sebagai vaksin agar kita "terhindar dari fitnah sejenis" di waktu kedepan, tetapi sebagai pengingat akan "siapa diri kita sebenarnya". Jujur saja, tidak ada asap tanpa api.


Well, paling tidak itu yang bisa saya sampaikan dari film ini. Tentu tidak akan sepuas ketika kalian mencoba untuk menonton sendiri. Seperti yang sering saya suratkan di postingan saya sebelumnya, masing-masing orang akan belajar hal yang berbeda dari setiap yang mereka saksikan, dari kejadian sedih, cerita orang lain, atau bahkan film. Yang menjadi menyenangkan adalah ketika kita membicarakannya pada sahabat, orang disekitar kita, ataupun blog yang baru anda datangi. Ketika men-sharing-kannya dengan mereka sama artinya dengan melipat-gandakan hal yang bisa kita pelajari dari suatu peristiwa. Jadi, jangan sungkan, kita memang tak saling mengenal, tapi tak ada yang salah pada klausa "orang asing yang saling bertukar cerita".


Kamis, 13 Januari 2011

Bedtimemovies @slideshare.net

Check out this SlideShare Presentation: and VOTE FOR ME!
(comment, like, fb share, retweet, etc, are recommended)

Senin, 10 Januari 2011

Satu Orang Empat Kepala

Namanya Ben, tetapi itu bukan satu-satunya. Dia juga memiliki nama lain, Sam, Harry, dan Ivan. Istrinya menyebut mereka sebagai “other people living in his head”. Dia adalah tokoh dalam sebuah serial baru, berjudul Shattered. (klik untuk info lengkap. Powered by IMDB.COM)


Beberapa dekade terakhir, keadaan psikologis semacam ini dikenal sebagai DID (Dissosiative Identity Disorder) atau lebih awam lagi disebut sebagai orang dengan kepribadian ganda.

Sam, Si pemarah, seringkali muncul ketika keselamatan orang didekatnya terancam atau tersakiti. Harry, Si Hedon yang selalu menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang, dan seringkali melanggar hukum. Terakhir, Ivan, Sang Religius yang muncul saat orang di dekat Ben merasa tak berdaya secara mental (Helpless). Sedangkan, kepribadian aslinya (core identity)—yang tidak lain—Ben, ia adalah seorang polisi yang dikenal rekan kerjanya sebagai partner kerja yang baik, bahkan beberapa memberinya label ter-. Terlepas dari itu, Ben seringkali mengalami black-out atau tidak bisa mengingat kejadian apapun ketika kepribadian lainnya mengambil alih. Sejauh ini, kedua alternya, Sam dan Ivan, selalu bersifat mutual bagi Ben dalam menjalankan tugasnya sebagai polisi. Namun, Harry berpotensi untuk merusak kredibilitas Ben baik dalam pekerjaan ataupun sebagai suami. 

Well, sementara hanya itu yang bisa disimpulkan sejauh ini, mengingat serial ini baru dimulai beberapa bulan yang lalu, belum lagi pandangan pribadi kalian yang mungkin berbeda dengan saya. Masih terbuka banyak kemungkinan mengenai Ben dan tiga alter lainnya. Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya. Check this series out for your self.